1. Bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain
Eitzzz…!! Jangan salah sangka dulu. Ini bukan berarti belajarnya tidak serius lho…
Masa
anak-anak adalah masa untuk bermain. Saat mereka bermain, perasaan dan
pikiran mereka relax dan gembira. Ery soekresno dalam bukunya yang
berjudul 27 cara menangani emosi anak mengatakan “ perlu dipahami bahwa
emosi positif seperti gembira, bahagia dan senang dapat memainkan
peranan penting dalam peningkatan pembelajaran”, tentu saja termasuk
pembelajaran Matematika di dalamnya.
Berikut adalah contoh aplikasi sederhana bejar matematika sambil bermain.
Pada
saat saya mengajarkan konsep penjumlahan, saya belikan dia ular tangga
dengan dua dadu. Dari situ, sambil bermain saya tanamkan konsep
penjumlahan.
Kami menyanyikan bersama-sama lagu satu ditambah satu sehingga dengan mudah dia menghapal.
2. PMR (Pembelajaran Matematika berbazis Realistis)
Atau di luar sana biasa disebut RME (Realitic Matematich Education)
Selama
ini anak-anak merasa males dan bosan belajar Matematika karena selalu
berkutat dengan angka-angka yang abstrak dan membosankan tanpa tahu
kegunaannya untuk apa.
Nah, PMR ini adalah suatu metode untuk
mempelajari Matematika dengan cara langsung mempraktekkannya dalam
kehidupan sehari-hari sehingga anak lebih mudah menerima suatu konsep.
Hal tersebut sesuai dengan taraf perkembangan kognitif anak yang lebih
mudah menangkap sesuatu yang nyata terlebih dahulu daripada yang
abstrak.
Contoh aplikasi sederhana:
Pada saat saya menanamkan
konsep jumlah pada anak saya yang waktu itu masih PAUD, saya ajak dia
menghitung jumlah permen yang dia beli, saya ajak menghitung jumlah Pot
bunga di kebun, saya ajak menghitung jumlah sepeda motor yang parker di
depan toko. (Saya, melakukannya harus dengan santai, tanpa unsure
paksaan dan bisa dibilang sambil bermain-main)
Saat mengajarkan dalil
phytagoras, kita bisa mengajak anak ke lapangan kecil sambil membawa
meteran. Misalkan lapangan tersebut saya gambar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar